Jumat, 15 Februari 2013

TUGAS KELOMPOK



Nama kelompok:
Mochammad Sandy
Saiful Hidayat
Fernandes Octo

Abstraksi
bab ini mengajarkan Anda untuk mempersiapkan dokumentasi untuk menggambarkan aspek dari suatu sistem informasi. kami tununjukan cara menggambar untuk menggambarkan data flow diagram dan flowchart komponen logis dan fisik dari sistem informasi. Kami juga menjelaskan tentang data dictionaries / kamus data. Entri dalam kamus data, menggambarkan data , file dan proses dalam sebuah system informasi.
Setelah kamu mempelajari bab ini, anda harus mengembangkan beberapa fasilitas dalam menyiapkan dan menggunakan dokumentasi system informasi.  
Tujuan Pembelajaran
-untuk membaca dan ealuasi dokumentasi system informasi
-untuk menyiapkan data flow diagram dan flowchart sistem dari narasi


Perkenalan
Kami memperkenalkan data flow diagram, flowchart system , dan kamus data pada bab ini, dan kami menunjukan pada kamu bagaimana cara membaca dan menyiapkan mereka.dengan fasilitas alat-alat akan membantu anda untuk membaca dokumentasi system, memahami dan meng-evaluasi system informasi. Anda tidak dapat mencapai bab tujuan pembelajaran dengan metode studi membaca tradisional. Oleh karena itu, Anda tidak bisa menjadi pengamat pasif dalam proses. Anda harus bekerja bersama dengan kami karena kami menunjukkan alat-alat. Selanjutnya , Anda harus berlatih alat ini untuk mengembangkan keterampilan Anda.

Auditor, system analis, pelajar dan pihak lainya yang berkepentingan menggunakan dokumentasi untuk memahami,menjelaskan,dan meningkatkan system informasi yang kompleks. Pertama , mempertimbangkan “khas” system informasi.menganggap bahwa system informasi ini berbasi computer, memiliki sejumlah terminal terhubung melalui telekomunikasi untuk menghubungkan, digunakan oleh selusin orang di dalam dan di luar organisasi. Memiliki ratusan program yang melakukan fungsi untuk hampir setiap organisasi dalam departemen, ribuan proses transaksi dan ratusan permintaan informasi manajemen, dan memiliki orang-orang di seluruh organisasi menyiapkan input dan menerima output sistem.
Untuk system seperti itu kita memerlukan gambar dibandingkan dengan deskripsi narasi. Untuk “melihat” dan menganalisa semua input dan output. Sebagai contoh dengan flowchart system kita dapat tulis menulis alur dari manajemen operasi, dan system informasi, dan kita dapat mengerti siapa yang menerima output dan dimana mereka bias mendapatkan-nya. mungkin, analisis kami akan mengarah pada perbaikan sistem. Kami yakin bahwa setelah menyiapkan dan menggunakan dokumentasi system informasi , kamu akan setuju bahwa data flow diagram dan flowchart akan sangat lebih efisien (efektif) daripada narasi untuk bekerja dalam system yang kompleks. penerapan alat ini, bahkan pada sistem yang relatif sederhana digambarkan dalam buku ini harus setuju dengan fakta ini.
selain menggunakan dokumentasi untuk memahami dan meningkatkan sistem, organisasi dapat menggunakannya untuk tujuan penting lainnya. Sebagai contoh, dokumentasi di gunakan untuk menjelaskan system dan mengajari personil. Juga, dokumentasi digunakan oleh auditors untuk menjelaskan system informasi untuk mengerti system dan evaluasi control system. Kami akan menggunakan sisa seluruh peralatan dokumentasi buku teks ini. Jika kamu menginvestasi-kan waktu untuk belajar peralatan ini dan latihan bagaimana cara menggunakan mereka, usaha kamu akan membuahkan hasil berdasarkan pemahaman dalam mengikuti bab ini.

Data Flow diagram
Data flow diagram adalah representasi gambaran dari suatu system, aliran data antar komponen dan sumber-sumber, tujuan , dan penyimpanan data. Gambar 3.1 menunjukan 4 simbol yang di gunakan pada dfd. Pelajari symbol dan definisi-nya sebelum membaca. perhatikan bahwa gelembung dapat berupa sebuah entitas pada diagram aliran data fisik atau proses pada logika.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTwRirOCmGVKC8xN-Iq5zWfwev0FZu4vPn71u7hKtyiXJHoW8NzqMqKhlBJeQGF50y_xQpxaJ4kCnj-FsR0oqZgzby2YGpbJh2Qh1c74jQnWpPwitEv96lG01iTS9SvTLYM28o-4ha7pg/s1600/bulet.bmp







Simbol bubble/lingkaran :
menggambarkan suatu entitas atau proses dimana aliran  masuknya  data diubah menjadi aliran data keluar.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLme6Ej19J-MsEHiTx30Tu9pXUMuPjEs4YlE0aGzKUnNHYkWJ_MidXM06GaPeClF6DSDiPF0n9ViJNL0-Z-6wu2tISkzU4bewaRAUT4KEPyr5ZfPjYrf3HQmhAR-kghnHEl3VpMW56FcA/s1600/garis.bmp




Simbol aliran data :
merupakan jalur untuk data.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4REVOrTrpo2dRucACcnjkckko0eKpOmjESG0E3KOJ4w8y3DwwABExYktLrvAJclj8k0v8VxZGK5i9Mt0zSVeU3W329tk5mn7MROZzXSG2gO1ysiOrXXzcJ0OKiOCRJR_HiztNqZm678w/s1600/kotak.bmp







Simbol entitas eksternal :
menggambarkan sumber atau tujuan data di luar sistem.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitIUW1F_N6tC8-TTyzkwjAdlg1NrWdEstSXcgtOEe0tqo6A3rFMyiF_IT0OnZ1MQYrx5GeY00XaXBHNMvZs_mnIP_z_XzJfkjKetN_P8RxOPgIVy8LAZCX7zGowhdV1SnzPTsxG_bnFBI/s1600/panah.bmp



File simbol :
merupakan tempat di mana data disimpan.

Gambar  3.1 Simbol DFD
Catatan: lingkaran dapat berupa sebuah entitas pada diagram aliran data fisik atau proses pada diagram aliran data logis




Jenis dari Data Flow Diagrams
Diagram Konteks
Gambar 3.2 adalah contoh dari tipe pertama DFD, yaitu diagram konteks. Diagram konteks merupakan diagram tingkat pertama, diagram sistem informasi yang menggambarkan data yang mengalir masuk dan keluar dari sistem dan juga masuk dan keluar dari entitas eksternal.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjudXGpmYUI8XWYmsKfFMTe6MvJxW_qT2b-aKoo7pg4PUY35Vh4LDWEX6mlXRU9nxZvcPVt9GKnFuC3Zw_iT-ky0NL4LlQGs-vroHZym_k5qiUIiFFgog-S7d7Yd_1kFbSFfqaCniH6h7I/s320/DFD.bmp

Gambar 3.2 menjelaskan beberapa istilah penting dalam sistem.

Beberapa istilah penting dalam sistem tersebut adalah :
·          Lingkaran : dalam diagram konteks mendefinisikan batasan sistem,
·          Batasan : adalah perbatasan antara "sistem yang penting" dan lingkungan sistem,
·          Lingkungan : terdiri dari semua yang mengelilingi sistem,
·          Entitas : menunjukkan lingkungan yang relevan,
·          Lingkungan yang relevan : adalah bagian dari lingkungan yang mempengaruhi "sistem yang penting", karena sistem didefinisikan.
Sebagai contoh, pada Gambar 3.2, hanya pelanggan dan bank yang berada dalam lingkungan yang relevan. Bisakah kita termasuk ke dalam penyewa sebagai sumber pembayaran untuk menyewa? Ya, dan, jika kita lakukan, diagram konteks akan menyertakan entitas "Penyewa" dan aliran data yang menggambarkan pembayaran sewa.
Konsep sistem yang terakhir adalah interface. Interface merupakan aliran yang menghubungkan sistem dengan sistem lingkungan tersebut. Dalam gambar 3.2, "Payment" dan "Deposit" merupakan sebuah interface/antarmuka. Hubungan antara komponen sistem (yaitu, antar subsistem) juga bisa dibilang sebagai interface.


Physical Data Flow Diagram
Physical Data Flow Diagram (diagram aliran data fisik) adalah representasi bergambar dari sistem yang menunjukkan entitas sistem internal dan eksternal, serta arus data masuk dan keluar dari entitas. Entitas internal bisa berupa :
· Orang atau tempat (misalnya, departemen) · atau mesin (misalnya, komputer) yang mengubah data dalam sistem.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWtJIhtCJeR5BeO9PlWkAKywqP91t6VssG2y1xr587j5_5FAs2Tn1i8K8t9fYgcy0jTU4ZILxXb6GDDuWVk6sKTgK6WSggQHX2SoTGnwVul5ITrI2vILHCivujy5ma9KSGEOIaQmNQcKw/s320/2.jpg

Gambar 3.3 Physical Data Flow Diagram


Physical DFD menentukan di mana, bagaimana, dan oleh siapa suatu proses sistem dicapai, bukan memberi tahu kita apa yang sedang dicapai. Sebagai contoh, pada Gambar 3.3 menjelaskan bahwa "Penjualan petugas" menerima uang tunai dari "Pelanggan" dan mengirim uang dan data pendaftaran ke "Kasir". Jadi, kita bisa lihat kemana uang pergi dan bagaimana penerimaan kas data diterima, tapi kita tidak tahu persis apa yang dilakukan oleh petugas penjualan.


Lingkaran physical DFD yang diberi label dengan nouns (kata benda) dan arus data yang diberi label bisa menunjukkan bagaimana data yang ditransmisikan antar . Sebagai contoh, "Petugas Penjualan" mengirimkan "66W Form" untuk "Pembukuan", maka itu menunjukkan persis di mana lokasi file (dalam "Pembukuan") dan label file menunjukkan bagaimana (dalam "penjualan buku biru") sistem menyimpan catatan penjualan, sedangkan kotak entitas pada diagram konteks menentukan entitas eksternal di dalam lingkungan yang relevan, lingkaran-lingkaran di dalam Physical DFD mendefinisikan entitas internal.

Logical Data Flow Diagram
Sebuah Logical Data Flow Diagram adalah gambaran representasi dari sistem yang menunjukkan pemrosesan di dalam sistem dan aliran data yang masuk dan keluar dari proses. Kami menggunakan Logical DFD untuk mendokumentasikan sistem informasi karena kita dapat mewakili sifat logis dari sistem (tugas yang sedang dilakukan sistem) tanpa harus menentukan bagaimana, dimana, atau oleh siapa tugas dapat diselesaikan.

Keuntungan dari Logical DFD (dibandingkan dengan Physical DFD) adalah bahwa kita dapat berkonsentrasi pada fungsi yang dilakukan sistem. Lihat, misalnya Gambar 3.4, di mana label pada data flow menggambarkan sifat dari data, bukan bagaimana data ditransmisikan. Apakah "Pembayaran" dilakukan dalam bentuk cek, uang tunai, kartu kredit, atau kartu debit? Kita tidak tahu. Apakah "Jurnal Penjualan" sebuah buku, kartu, atau file komputer? Sekali lagi kita tidak tahu. Apa yang kita tahu adalah pembayaran telah diterima, diverifikasi untuk keakuratan, tercatat dalam jurnal penjualan dan disimpan di bank. Jadi, sebuah Logical DFD menggambarkan kegiatan suatu sistem, sedangkan Physical DFD menggambarkan infrastruktur dari sistem. Kita membutuhkan kedua gambar tersebut untuk sepenuhnya memahami sebuah sistem.
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBEDi0GuSgSNTngVePyscvYZuh-NLgWuyUzAro-zxGj1k3IKf2aZ9k4GMQSgDbrHaGoZyioa3Q4QulmctYrSKekj38mzrYQ1u2yDhJ2wo6ndxgVMN2-46j9LtdNmYhjDbmXDHn6iSj8jQ/s320/3.jpg

Gambar 3.4 Logika Data Flow Diagram (Diagram level 0)


Jadi, perhatikan bahwa proses dalam Gambar 3.4 diberi label dengan "kata kerja" yang menggambarkan tindakan yang dilakukan, dan tidak dilabeli dengan "kata benda" yang kita lihat dalam Physical DFD.

Gambar 3.4 adalah perincian dari diagram konteks pada Gambar 3.2. Karena semua lingkaran-lingkaran pada Gambar 3.4 di beri nomer diikuti dengan titik desimal dan angka nol, diagram ini sering disebut dengan diagram "level 0". Anda harus menyadari bahwa setiap data yang masuk dan keluar dari lingkaran konteks pada Gambar 3.2 juga mengalir masuk dan keluar dari lingkaran pada Gambar 3.4 (kecuali untuk laporan arus diantara lingkaran-lingkaran, seperti "Data Penjualan", yang terdapat pada lingkaran di Gambar 3.2). Ketika dua DFD -dalam hal ini, konteks dan level 0- memiliki arus data yang sama dengan data eksternal, kita dapat simpulkan bahwa DFD sudah seimbang. Jika yang seimbang yaitu, diagram konteks, Logical DFD, dan Physical DFD, berarti DFD sudah benar.
Untuk memperoleh Gambar 3.4, kita telah "merinci" diagram konteks pada Gambar 3.2 ke dalam komponen yang lebih kecil. Kami telah melihat ke dalam diagram konteks untuk melihat subdivisi utama dari "proses penerimaan kas". Subdivisi berurutan, atau "perincian", dari Logical DFD disebut partisi top-down dan, ketika dilakukan dengan benar, pasti akan mengarah pada DFD yang seimbang.
Kami akan menggunakan Gambar 3.5, yang menggambarkan satu set generik DFD yang telah seimbang, untuk belajar mempartisi dan menyeimbangkan. Perhatikan bahwa level 0 DFD (bagian b) memiliki input yang sama (A) dan output yang sama (B) sebagai diagram konteks (bagian a). Sekarang lihat pada bagian c, yaitu perincian lingkaran 1.0. Bagian c memiliki input yang sama (A) dan output yang sama (C dan D) di bagian b. Hubungan ini harus tetap ada karena diagram 1.0 (bagian c) merupakan perincian dari lingkaran 1.0 pada bagian b. Hal yang sama dapat dikatakan untuk bagian d, yang merupakan partisi dari lingkaran 3.0. Jadi, bagian e menunjukkan diagram 3.1, yaitu sebuah partisi dari lingkaran 3.1. Pelajari Gambar 3.5 dan pastikan Anda memahami hubungan antara level di dalam DFD. Ketika Anda sedang mempelajari sebuah gambar, Anda juga mungkin akan menyadari dan melihat konvensi yang digunakan untuk menomori lingkaran pada setiap levelnya. Dan juga, anda akan melihat bahwa entitas muncul dalam diagram konteks dan diagram level 0, tetapi biasanya tidak muncul dalam diagram di bawah level 0.
Partisi top-down dari DFD sering dikaitkan dengan pendekatan sistem, yang merupakan cara berpikir tentang solusi untuk mengatasi masalah dan tentang bagaimana rancangan dari sistem informasi. Pendekatan sistem meminta kita untuk menyadari/mengerti sebuah sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang saling berhubungan. Dengan menggunakan pendekatan ini, kita kemudian menganalisis masalah atau sistem dengan menguraikan system (Atau situasi masalah) dengan cara top-down, akan terlihat lebih detail. Setelah melakukan dekomposisi dengan melihat sistem dan tujuan sistem, serta menarik adanya keterkaitan antara system yang satu dengan sistem lain, barulah kita dapat memecahkan masalah atau merancang sistem baru.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMvRBY7baUYsnOFGmBCuJqB-eNRIPFbZIutxum8pauzMm0frMU2K18WhPCDnlByrsq-cNKhe54aEnDl7kecwYukcIufESATgfKHR0-wbYTgxuiJQOA1Z-i3dgOon9759YUuYuSNCrzIWY/s320/4.jpg
Gambar 3.5 Sepereangkat DFD yang Seimbang
CATATAN:
Tidak ada Diagram 2.0, sebagai proses 2.0 adalah proses dasar.
Asumsikan bahwa lingkaran 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 3.1.1, 3.12, dan 3.2 adalah proses dasar.


Kita bisa menggunakan DFD dalam dua cara utama yaitu: Kita dapat menggambanya dengan cara mendokumentasikan sistem yang ada, atau kita dapat membuatnya dengan cara menelaah sistem yang baru dibuat.
Pada bagian ini, kami menjelaskan suatu proses pembuatan DFD dari sebuah narasi untuk menggambarkan sebuah sistem yang sudah ada.
Narasi
Gambar 3.6 berisi narasi yang menggambarkan sistem penerimaan kas pada Perusahaan Causeway dengan:
· Kolom pertama menunjukkan nomor paragraf,
· Kolom kedua berisi nomor baris untuk teks narasi,
· Kolom ketiga berisi teks narasi.
Di sini dijelaskan metode menggambar DFD secara berurutan untuk sistem pada Perusahaan Causeway.


Jika menyimak dan mempraktekan tulisan ini, DFD (dan diagram alur) yang akan dibuat akan memiliki tampilan yang lebih profesional, terlebih jika Anda menggunakan template flowchart. Template flowchart adalah kumpulan berbagai simbol charting (seperti lingkaran, kotak, dan persegi panjang) sekaligus menyediakan sarana untuk memprediksi simbol yang akan digunakan sehingga mempercepat dalam pembuatan flowchart.
Tabel Entitas dan Aktivitas
Langkah pertama kami adalah untuk membuat tabel entitas dan aktivitas. Dalam jangka panjang, daftar ini akan mengarah pada persiapan DFD dan flowchart yang lebih cepat dan akurat, karena menjelaskan informasi yang terdapat dalam narasi dan membantu mendokumentasikan sistem dengan benar.
Untuk memulai Tabel entitas dan kegiatan, pertama lihat narasi yang disortir secara line-by-line (baris demi baris) dan menempatkan sebuah kotak di sekitar kejadian pertama dari setiap internal dan entitas eksternal. Setelah Anda telah menempatkan kotak di masing-masing perusahaan, daftar setiap entitas, dan kemudian membandingkan daftar ke dalam daftar pada kolom pertama dari Tabel 3.1. Perhatikan bahwa narasi mengacu pada beberapa entitas dalam lebih dari satu cara. Sebagai contoh, kita memiliki "ruang surat" on line 3 dan "pegawai" pada baris 5.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTqeswO2ctq3YxWXjNENl0_Ct-T4moiFb2OVVUORRdmVkVLb-msKXpwjdWKwXSitJj-81COd8xoXdl3JS8Pvek1PMitiX5pqLv8dxYPNpkLlsjM3DOYeqVd5-wwwKpHNCtU3xSdAPyQYQ/s320/table1.bmp


Mengapa kita memiliki "bank" dan "buku besarkantor" dalam daftar kami? Karena kita asumsikan bahwa mereka menerima item (yaitu, deposit dan jumlah penerimaan uang tunai) yang dikirimkan kepada mereka. Mengapa kita memberikan daftar "terminal online" pada komputer?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdhCFq-JrXNsaI6Y-xgnh4Ojbv7kpMPoFdpo01Sx47A74e51CvYSWoSpGAN04-5DIkOdP97-ds9MjushltT17arFOdvFAUoXmch4h_a9IcLBmBBgcEa3sqwCZLXIMxcNIdRoP3N1EkD3I/s320/table2.bmp
 Tabel 3.1 Entitas dan kegiatan dalam membuat sistem penerimaan kas

Karena tidak muncul apa-apa pada terminal sehinggal tidak melakukan proses apapun tetapi menjadi bagian pada komputer pusat. Sebelum membaca, selesaikan dahulu data yang tidak sesuai antara daftar entitas dan daftar pada kolom pertama pada Tabel 3.1. Selanjutnya siapkan tabel entitas dan kegiatan Anda melalui narasi dan lingkaran setiap kegiatan yang dilakukan. Darimana kegiatan itu berasal, diubah, atau menerima data. Daftar setiap kegiatan dalam urutan yang muncul dalam narasi. Daftar kegiatan pada entitas adalah yang melakukan aktivitas. setelah Anda memiliki semua kegiatan yang tercantum, berikan berturut-turut nomor setiap aktivitas. Bandingkan daftar kegiatan ke dalam tabel. Perhatikan bahwa terdaftar baik 7 kegiatan dan kegiatan 8. Mungkin kegiatan 7 berkaitan dengan aktivitas 8 sehinggal tidak perlu dicatat. Namun, lebih baik untuk mendaftarkan kegiatan yang ragu-ragu tersebut daripada melewatkannya. Melihat bagaimana kita terdaftar 15 aktivitas, ditemukan pada baris 23 dan 24 --- kita dapat merubah ke bentuk aktif dari kata kerja "memberitahu" sehingga kita bisa menunjukkan aktivitas di pada entitas yang melakukan tindakan. Sebelum membaca, periksa kembali daftar kegiatan hingga sesuai dengan data pada tabel.
Menggambar Konteks Diagram
Sekarang kita siap untuk menggambar diagram konteks. Diagram konteks dimulai dari satu lingkaran, lalu kita dapat mulai diagram konteks dengan menggambar satu lingkaran di tengah kertas. Selanjutnya, kita harus menarik kotak entitas. Untuk melakukan hal ini, kita harus memutuskan mana dari entitas dalam tabel yang eksternal dan akan menjadi sumber atau dalam, dan yang bersifat internal ke sistem.
Pedoman 1:
Termasuk dalam konteks sistem (bubble) setiap entitas yang melakukan satu atau lebih memproses informasi.
Kegiatan pengolahan data merupakan kegiatan mengubah data. Kegiatan pengolahan informasi meliputi persiapan dokumen, entri data, verifikasi, klasifikasi, penyusunan, atau penyortiran, perhitungan, dan peringkasan. Data pengiriman dan penerimaan tidak termasuk dalam kegiatan pengolahan informasi karena bukan bagian dari pengubahan data.
Untuk menentukan mana entitas yang tidak melakukan kegiatan pengolahan informasi, kita harus memeriksa tabel entitas dan kegiatan. Melalui tabel entitas dan kegiatan lalu samakan pada semua kegiatan yang tidak dilakukan pada kegiatan pengolahan informasi.

Pedoman 2 :
Hanya mencakup pemrosesan rutinitas normal, tidak ada pengecualian rutinitas atau kesalahan rutinitas, pada diagram konteks DFD fisik, dan tingkat 0 DFD logis.
Karena dari 15 aktifitas tersebut terjadi ketika data pembayaran terdapat kesalahan, maka kita harus menghilangkan hal tersebut.
Tabel entitas dan kegiatan dengan kegiatan dieliminasi dan dicoret, dengan menunjukkan ruang surat, piutang, kasir, dan komputer melakukan kegiatan pengolahan informasi dan pelanggan, bank, dan kantor buku besar. Entitas yang melakukan kegiatan pengolahan informasi adalah entitas internal. Semua entitas lain yang ditemukan dalam narasi adalah entitas eksternal dan termasuk dalam diagram konteks sebagai sumber atau dalam. Tidak ada entitas lain yang akan ditambahkan pada pedoman ini :
Pedoman 3:
Termasuk pada semua sistem dokumentasi (dan hanya) kegiatan yang digambarkan dalam narasi sistem - tidak lebih, tidak kurang.
Karena ada tiga entitas eksternal ke sistem penerimaan kas -- pelanggan, bank, buku besar kantor -- Anda harus menggambar tiga kotak mengelilingi lingkaran konteks satu. Selanjutnya, gambar dan label arus data yang menghubungkan entitas eksternal dengan lingkaran kecil. Sejak logis (versus fisik) label biasanya digunakan pada diagram konteks, Anda harus melakukan yang terbaik untuk mendapatkan arus pada label logis. Langkah terakhir adalah untuk label konteks lingkaran kecil. Dituliskan label deskriptif yang meliputi pengolahan yang terjadi dalam sistem. Label dalam gambar 3.7 menunjukkan ruang lingkup dari sistem dan tidak termasuk penerimaan kas dari sumber lain. Angka 3.7 menunjukkan diagram telah selesai. Bandingkan diagram konteks Anda, dan selesaikan daftar yang tidak sesuai. Kita harus menyadari bahwa kita termasuk persegi tunggal untuk banyak pelanggan. pedoman berikut berlaku.
Pedoman 4 :
Ketika beberapa entitas beroperasi identik, gambarkan hanya satu untuk mewakili semua.

Menggambar Diagram Alir Data Fisik
Untuk menjaga DFD fisik seimbang dengan diagram konteks, mulai dengan
menggambar tiga entitas eksternal dari diagram konteks dekat tepi selembar kertas. Selanjutnya, gambar dan labeli setiap aliran data yang masuk ke dua tenggelam dan keluar dari sumber tunggal. Karena ini DFD fisik, aliran data harus memiliki label yang menggambarkan aliran pencapaian sarana. Misalnya, pembayaran dari pelanggan dilabeli "cek dan berita pengiriman uang." Karena masing-masing entitas internal yang tercantum dalam Tabel 3.1, tabel entitas dan kegiatan, menjadi lingkaran kecil dalam DFD fisik, kita tahu bahwa saat ini DFD fisik akan berisi empat lingkaran kecil : satu untuk ruang surat, kasir, piutang, dan komputer, kita akan mulai menambahkan keempat lingkaran kecil tersebut dengan terlebih dahulu menggambar lingkaran kecil pada diagram kita yang terhubung ke sumber-sumber dan tenggelam. Selama proses ini, Anda harus mempertimbangkan semua kegiatan "kirim" dan "menerima" dan kegiatan timbal balik tersirat. Misalnya, aktivitas 1 menunjukkan ruang surat yang "menerima" cek dan remittance
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5-73g1EHZ5ZxiW8JNKdPEEb0YAtR3uM-kt2WpMbeYAPgNTQ2ggTOY2y3dk9dn2pCpKOKVoIyxecLnu9bGF78v8I3G62J9oKgaUJvUUq3zIOzzC2I0fofF0B8yURzdTOSnRXc0ceS37Bc/s320/5.jpg

Gambar 3.7 Lintasan diagram konteks 

Saran. Seperti yng kita katakana sebelumnya, implikasinya adalah pelanggan “Mengirimkan” barang- barang. Gambar dan tuliskan lingkaran ruang surat, lingkaran piutang dan lingkaran kasir. Gunakan aliran data untuk menghubungkan masing – masing lingkaran untuk entitas yang terkait.
Untuk melengkapi DFD, kita harus melalui table entitas da kegiatan sekali lagi gambar semua entitas dan aliran data yang tersisa. Perhatikan kami saat kami melengkapi diagram. Kegiatan 5 menunjukan hubungan atara ruang surat dan piutang. Kegitan 6 menunjukan sebuah hubungan antara ruang surat dan kasir. Kegiatan 8 memberitahu kita bahwa petugaas piutang memasukan adta kedalam computer. Gambarkan lingkaran computer. Namakan “4.0” dan hubungkan dengan piutang. Untuk memulai kegiatan 9, piutang harus menerima laporan dari kompter. Gambar dan namakan satu atau dua aliran(Kita Pilih Dua). Untuk melakukan kegiatan 11 kasir harus menerima slip deposit dari computer. Kegiatan 13m menjelaskan bahwa file piutang harus dibaca sehingga catatan faktur dapat diambil. Gambar piutang master file dan aliran dari file ke lingkaran computer. Melihat bahwa nama pada file menunukan bahwa media tempat penyimpanan adalah disk. Kita gambar aliran hanya dari file, Karena permintaan data bukanlah aliran data. Oleh karena itui, kita jangan menunjukan permintaan untuk catatan faktur. Pergerakan catatan daroi file dalam menanggapi permintaan – permintaan ini adalah aliran data dan ditampilkan. Juga melihat bahwa kita tidak menunjukan aliran dari piutang masterfile secara langsung ke lingkaran piutang, karena masterfile piutang adalah file computer. Computer hanya dapat membaca dan menulis file.
Karena catata faktur harus dibaca kedalam computer, diperbaharui dan kemudian baca kembali ke piutang master file. Kegiatan 14 membutuhkan alitran data dari dank e materfile piutan. Kegiatan 17 mengharuskan kita menggambar sebuah file untuk rekaman log dan kita menggambar aliran data dari computer kedalam file tersebut. Sedangkan kegiatan 16 mensyaratkan bahwa kita menggambar aliran dari log file. Akhirnya untuk menggambarkan aliran data yang dibutuhkan untuk mencetak laporan yang ditunjukan dalam kegiatan 18 & 19 kita perlu untuk menggambar aliran dari kedua file kedalam computer. Anda mungkin berfikir bahwa semua aliran masuk dan keluar dari file – file yang tidak diperlukan. Kami menawarkan sebuah saran dalam bentuk pedoman.
Pedoman 5:
Untuk penjelasan, ambar aluran data untuk setiap aliran masuk dan keluar dari file.
Gambar 3.8 adalah menyesuaikan jalan lintasan DFD saat ini. bandingkan untuk diagram sebelum membaca, memecahkan beberapa perbedaan. Anda harus menyadari bahwa ada file antara ruang surat dan kasir. File ini tidak disebutkan dalam cerita. Telah ditambahkan untuk menunukan bahwa kasir harus berpegang pada kumpulan cek sampai slip simpanan dicetak pada terminal computer. Kami menawarkan pedoman berikut.


Pedoman 6:
Jika file secara logis diperlukan(yaitu karena adanya keterlambatan antara proses). Termasuk file dalam diagram, apakah atau tidak itu disebutkan dalam cerita. Haruskah kita gambar sebuah file untuk menunjukan bahwa saran kumpulan pembayaran dan total kumpulan yang dipertahankan dalam piutang sampai laporran computer yang diterima? Kita harus. Anda harus menggunakan pedoman 6 dengan hati –hati, bagaimanapun sehingga anda tidak menggambar DFD ini dengan berantakan dengan file dan Karen itu sulit untuk membaca. Anda memerlukan menggunakan penilaian anda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBg4gC_VpJSKcoqMzlW_l6wonYDOLFCAvXS5YQlPHkapQkbXzYXMMNCyAVZAWjLzouEKJ4UHmsltGNBEq07vsEZyc8w6zO6gDeguSUhGhYBPz2I1_Hn7-Rg0N8kRGhgKp78705GaUJm4I/s320/6.jpg

Gambar 3.8 Arus Fisik DFD pada perusahaan Causeway

Menggambar logika diagram aliran arus data. Arus data DFD menggambarkan kegiatan logis yang dilaksanakan dalam system. Karena tingkat 0 DFD menggambarkan pengelompokan tertentui dari kegiatan logis, kita mulai dari tingkat ) menghitung kegiatan dalam system itu. Kami mengelompokan kegiatan tersebut. Jika kamu telah mengikuti sesuai seperti kami, kamu telah memiliki daftar kegiatan untuk dimasukan kedalam diagram level 0. Tahukah kamu daftar apakah itu? Kegiatan yang dimasukan kedalam diagram level 0 adalh kegiatan tersisa pada table entitas dan kegiatan. Table 3.1, setelah kita memisahkan seluruh kegiatan proses bukan informasi. Daftar kita termasuk kegiatan 2, 3, 4, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 17, 18 dan 19. Panggil kembali daftar tersebut, sekarang, kita tidak usah mempertimbangkan kegiatan lainnya karena kegiatan laiinya akan di laksanakan dalam keadaan selain normal dan sebenarnya tidak termasuk diagram level 0. Atau hanya mengirim atau menerima data. Beberaoa pedoman akan membantu kita untuk mengelompokan aktivitas tersebut.
Pedoman 7 :
Kelompokan kegiatan jika mereka berada pada tempat yang sama dan waktu yang sama.

Untuk contoh, kegiatan 2 dan 3 dilakukan di ruang surat oleh petugas yang menerima bayaran masing – masing

Garis pedoman 8:
Aktivitas kelompk jika mereka terjadi pada saat yang sama tapi di tempat yang berbeda
Untuk contoh , aktfitas 11 adalah dilakukan oleh kasir segera setelah komputer mencetak slip setoran dalam kegiatan 16

Garis pedoman 9 :
kegiatan kelompok yang tampaknya logis terkait untuk menghilangkan tunggal – majemuk
kegiatan segala kemungkinan

Garis pedoman 10:
untuk membuat DFD dibaca, gunakan antara lima dan tujuh lingkaran.
kami telah menemukan bahwa kita dapat mengikuti panduan ini lebih mudah jika kita "semacam" tingkat 10 activities.although ada sejumlah cara untuk mengurutkan kegiatan, pemilahan kronologis menyebabkan lebih cepat untuk solusi. cobalah memilah kegiatan dalam urutan kronologis, kemudian meninjau tabel 3.2 untuk melihat seberapa dekat daftar diurutkan datang ke kita. menyelesaikan perbedaan sebelum pindah. Kegiatan 13,14,17dan kegiatan 18 dan 19.
Meskipun ini akan memberikan solusi yang memuaskan, akan ada delapan yang akan ada beberapa yang hanya berisi satu kegiatan. Karena kita memilih untuk tidak memiliki satu - aktivitas sampai kita sampai ke tingkat terendah DFD, kita lanjutkan dengan pengelompokan lanjut.
Jika kita menerapkan pedoman 8 untuk pengelompokan sebelumnya kita bisa menggabungkan kegiatan 8 dan 13,14,17,16 dan 11, dan 9, 18, 19. Solusi ini juga baik-baik saja. isa dan sedikit lebih baik daripada bacause solusi pertama kami sekarang memiliki lima dan kami hanya memiliki satu tidak - aktivitas.
Singkatnya, kelompok kami adalah.
Kelompok 1: kegiatan 2,3,4
Kelompok 1: kegiatan 8,131,4,17
Kelompok 1: kegiatan 16,11
Kelompok 1: kegiatan 18,19,9
Setelah Anda memilih kelompok Anda, berikan masing-masing kelompok namethat yang menggambarkan aktivitas logis dalam kelompok dan menarik contoh DFD.for saat logis, kami berlabel "penerimaan kas menangkap" 1,0 karena yang terdiri dari semua kegiatan setelah pembayaran dikirim oleh pelanggan sampai pembayaran mengetik ke dalam komputer.
Bandingkan diagram Anda untuk solusi dalam gambar 3.9 menyelesaikan segala perbedaan. Diagram liethat shouldlook Anda dalam gambar 3.9 jika Anda menggunakan kelompok kami menggambarkan pengelompokan lain yang mungkin dalam pedoman., Masing-masing kelompok yang berbeda harus mengarah pada DFD logis yang berbeda.

Ringkasan menggambar diagram alir data
Dalam bagian ini, kami merangkum apa yang telah kita pelajari tentang menggambar DFD, dan kami menyajikan petunjuk untuk membantu Anda menggambar diagram hese. Akhirnya, kami memberikan pedoman baru untuk menangani beberapa beberapa specialcases yang din't muncul ketika kita menarik DFD lintas. Penyunting 3,9 DFD logis inisial SAAT (LEVEL 0) Pertama dan terpenting jangan biarkan kekakuan dokumentasi mendapatkan int cara menggunakan diagram untuk memahami sistem. Kami telah menyajikan banyak pedoman, petunjuk, dan instruksi untuk membantu Anda menggambar DFD, menggunakan pertimbangan Anda dalam menerapkan informasi ini.
Akan ada saat-saat ketika fungsi operasional melakukan kegiatan pengolahan informasi untuk examlpe: ketika departemen menerima menyiapkan dokumen yang menunjukkan berapa banyak widget telah diterima, yang primally unit operasi, sedang melakukan aktivitas pemrosesan informasi. Gudang dan departemen pengiriman lainnya operasi unit yang sering melakukan kegiatan pengolahan informasi, pedoman berikut berlaku:

Pedoman 11:
Sebuah aliran data harus pergi ke alun-alun entitas operasi pada saat operasi hanya fungsi yang akan dilakukan oleh entitas tersebut. aliran data harus memasukkan jika entitas operasi adalah untuk melakukan suatu kegiatan pemrosesan informasi. Sebagai contoh: ketika entitas operasi menerima Barang, sebuah DFD fisik bisa menunjukkan baik sebagai "menerima", di mana sebagai DFD logis mungkin menunjukkan baik kotak departemen menerima atau menyelesaikan menerima laporan "lingkaran". Pada DFD fisik, membaca file komputer dan menulis ke file komputer harus melalui komputer. Ini adalah proses untuk keluar-dari transaksi biasa atau erroneos. Pengolahan yang dilakukan di selain situasi normal harus didokumentasikan di bawah tingkat 0 DFDwith menolak rintisan yang menunjukkan bahwa proses exeptional harus dapat diketahui. Ini menolak stub, yang hanya ditunjukkan di diagram tingkat yang lebih rendah, dapat ditambahkan tanpa membawa himpunan diagram tidak seimbang.

Kamis, 14 Februari 2013

SISTEM PENGENDALIAN INTERN


Pengertian Pengendalian Intern

Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti merek dagang).
Adanya sistem akuntansi yang memadai, menjadikan akuntan perusahaan dapat menyediakan informasi keuangan bagi setiap tingkatan manajemen, para pemilik atau pemegang saham, kreditur dan para pemakai laporan keuangan (stakeholder) lain yang dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sistem tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi perusahaan. Lebih rinci lagi, kebijakan dan prosedur yang digunakan secara langsung dimaksudkan untuk mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan laporan keuangan yang tepat serta menjamin ditaatinya atau dipatuhinya hukum dan peraturan, hal ini disebut Pengendalian Intern, atau dengan kata lain bahwa pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku.

Pada tingkatan organisasi,
tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Pengendalian intern merupakan unsur kunci pada Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) tahun 1977 dan Sarbanes-Oxley tahun 2002 yang mengharuskan peningkatan pengendalian intern pada perusahaan-perusahaan publik Amerika Serikat.



TUJUAN PENGENDALIAN INTERNAL atau  INTERN

Tujuan pengendalian internal adalah menjamin manajemen perusahaan agar:

•    Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.
•    Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.
•    Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.

ELEMEN-ELEMEN PENGENDALIAN INTERNAL


Committee of Sponsoring Organizations of the Treatway Commission (COSO) memperkenalkan adanya
lima komponen pengendalian intern yang meliputi Lingkungan Pengendalian (Control Environment), Penilaian Resiko (Risk Assesment), Prosedur Pengendalian (Control Procedure), Pemantauan (Monitoring), serta Informasi dan Komunikasi (Information and Communication).

1)    Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen (manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif), struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan. Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-unsur pengendalian intern yang lain.

2)    Penilaian Resiko (Risk Assesment)

Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.

3)    Prosedur Pengendalian (Control Procedure)

Prosedur pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja sehingga menjamin tercapainya tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi hal-hal sebagai berikut:

•    Personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib.
•    Pelimpahan tanggung jawab.
•    Pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait.
•    Pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.

4)    Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi.

Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari audit atas laporan keuangan.

5)    Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen Winnebago pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal. Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

LANDASAN TEORI
Pengendalian Internal

Dalam setiap perusahaan perlu diterapkan pengendalian internal untuk mengarahkan laju
perusahaan agar tetap mengikuti tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian dianggap penting
karena akan mempengaruhi setiap aspek operasional perusahaan.
Menurut Mulyadi, definisi sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. (2001:183)
Menurut Dasaratha V. Rama/ Frederick L. Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet
Wibowo pengendalian internal (internal control) adalah :
“Suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel
lainnya, yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian
sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan,
dan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. (2008:132)
Menurut Amin Widjaja Tunggal the Committee of Sponsoring Organizations of The
Treadway Commission (COSO) report defines internal control as follows: Internal control is a
process, effected by an entity’s board of directors, management and other personnel, designed to
provide reasonable assurance regarding the achievementt of objectives in the following
categories :
9
Reliability of financial reporting
Compliance with applicable laws and regulations
Effectiveness and efficiency of operations (2010:82)
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah
suatu proses yang dapat dipengaruhi manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak
suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang
bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektivitas dalam
kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan dan hukum yang berlaku agar
ditaati oleh semua pihak.
Berdasarkan beberapa pengertian pengendalian internal diatas, terdapat beberapa konsep
dasar, diantaranya :
1. Pengendalian internal merupakan suatu proses.
Pengendalian internal merupakan suatu rangkaian tindakan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan, bukan sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang.
Pengendalian internal bukan hanya berbentuk kebijakan manual saja tetapi
merupakan orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi,
manajemen, dan personel lainnya.
3. Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang
memadai.
Maksudnya yaitu bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan
direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem
10
pengendalian internal dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat
relative dari pengadaan pengendalian.
4. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan.
Tujuan yang saling berkaitan antara pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

Komponen Pengendalian Internal

Menurut William C. Boynton dan Raymond N. Johnson the COSO report (and
AU 319.07) identifies five interrelated components of internal control :
1. Control environment sets the tone of an organization, influencing the control
consciousness of its people. It is the foundation for all other components of
internal control, providing discipline and structure.
13
2. Risk assessment is the entity’s identification and analysis of relevant risk to
achievement of its objectives, forming a basis for determining how the risks
should be managed.
3. Control activities are the policies and procedures that help ensure that
management directives are carried out.
4. Information and communication are the identification, capture and exchange
of information in a form and time frame that enable people to carry out their
responsibilities.
5. Monitoring is a process that assesses the quality of internal control
performance over time. (2006:392)
COSO mengidentifikasi Sistem Pengendalian Internal yang efektif meliputi lima
komponen yang saling berhubungan untuk mendukung pencapaian tujuan entitas, yaitu
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) : Merupakan pondasi dari
komponen lainnya dan meliputi beberapa faktor diantaranya :
a. Integritas dan Etika
b. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi
c. Dewan komisaris dan komite audit
d. Filosofi manajemen dan jenis operasi
e. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia
COSO menyediakan pedoman untuk mengevaluasi tiap faktor tersebut diatas.
Misal, filosofi manajemen dan jenis operasi dapat dinilai dengan cara menguji
14
sifat dari penerimaan risiko bisnis, frekuensi interaksi dari tiap subordinat, dan
pengaruhnya terhadap laporan keuangan.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) : Terdiri dari identifikasi risiko dan
analisis risiko. Identifikasi risiko meliputi pengujian terhadap faktor-faktor
eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan perubahan
ekonomi. Faktor internal diantaranya kompetensi karyawan, sifat dari
aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan sistim informasi. Sedangkan
Analisis Risiko meliputi mengestimasi signifikansi risiko, menilai
kemungkinan terjadinya risiko, dan bagaimana mengelola risiko.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) : Terdiri dari kebijakan dan
prosedur yang menjamin karyawan melaksanakan arahan manajemen.
Aktivitas Pengendalian meliputi reviu terhadap sistim pengendalian,
pemisahan tugas, dan pengendalian terhadap sistim informasi. Pengendalian
terhadap sistim informasi meliputi dua cara :
a. General controls, mencakup kontrol terhadap akses, perangkat lunak, dan
system development.
b. Application controls, mencakup pencegahan dan deteksi transaksi yang
tidak terotorisasi. Berfungsi untuk menjamin completeness, accuracy,
authorization and validity dari proses transaksi.
4. Informasi dan komunikasi : COSO menyatakan perlunya untuk mengakses
informasi dari dalam dan luar, mengembangkan strategi yang potensial dan
system terintegrasi, serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan diskusi
15
mengenai komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan
Pengendalian Internal, dan mengumpulkan informasi pesaing.
5. Pengawasan (Monitoring) : Karena Pengendalian Internal harus dilakukan
sepanjang waktu, maka COSO menyatakan perlunya manajemen untuk terus
melakukan pengawasan terhadap keseluruhan Sistem Pengendalian Internal
melalui aktivitas yang berkelanjutan dan melalui evaluasi yang ditujukan
terhadap aktivitas atau area yang khusus.

Ciri-ciri Pengendalian Internal yang Kuat

Menurut Amin Widjaja Tunggal menjelaskan ciri-ciri dari pengendalian internal
yang kuat, yaitu :
1. Karyawan yang kompeten dan jujur, antara lain, menguasai standard akuntansi,
peraturan perpajakan, dan peraturan pasar modal.
2. Transaksi diotorisasi oleh pejabat yang berwenang (transaksi absah).
3. Transaksi dicatat dengan benar (jumlah, estimasi dan perlakuan akuntansi).
4. Pemisahan tugas yang mengambil inisiatif timbulnya suatu transaksi, yang
mencaatat dan yang menyimpan.
5. Akses terhadap asset dan catatan perusahaan sesuai dengan fungsi dan tugas
karyawan.
6. Perbandingan secara periodik antara saldo menurut buku dengan jumlah secara
fisik.
16
Ciri-ciri di atas harus memenuhi 3 kriteria pengendalian yang efektif, yaitu :
1. Bersifat Preventive Control
Pengendalian untuk pencegahan yaitu mencegah timbulnya suatu masalah
sebelum mereka muncul. Mempekerjakan personil akuntansi yang berkualitas
tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai dan secara efektif mengendalikan
akses fisik atas asset, fasilitas dan informasi, merupakan pengendalian
pencegahan yang efektif.
2. Bersifat Detektive Control
Oleh karena tidak semua masalah mengenai pengendalian dapat dicegah, maka
pengendalian untuk pemeriksaan dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu
begitu masalah tersebut muncul. Contoh dari pengendalian untuk pemeriksaan
adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank
dan neraca saldo setiap bulan.
3. Bersifat Corrective Control
Pengendalian korektif memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian
untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan
untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan
yang ditimbulkan, dan mengubah system agar masalah di masa mendatang dapat
diminimalisasikan atau dihilangkan.

Batasan Pengendalian Internal

Menurut Drs. Sanyoto Gondodiyoto, sistem pengendalian internal yang baik adalah
bukan struktur pengendalian yang seketat mungkin secara maksimal, sistem
17
pengendalian internal juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain sebagai
berikut :
1. Persekongkolan (kolusi)
Pengendalian internal mengusahakan agar persekongkolan dapat dihindari sejauh
mungkin, misalnya dengan mengharuskan giliran bertugas, larangan dalam
menjalankan tugas-tugas yang bertentangan oleh mereka yang mempunyai
hubungan kekeluargaan, keharusan mengambil cuti dan seterusnya. Akan tetapi
pengendalian internal tidak dapat menjamin bahwa persengkokolan tidak terjadi.
2. Perubahan
Struktur pengendalian internal pada suatu organisasi harus selalui diperbarui
sesuai dengan perkembangan kondisi dan teknologi.
3. Kelemahan manusia
Banyak kebobolan yang terjadi pada sistem pengendalian internal yang secara
teoritis sudah baik. Hal tersebut dapat terjadi karena lemahnya pelaksanaan yang
dilakukan oleh personil yang bersangkutan. Oleh karena itu personil yang paham
dan kompeten untuk menjalankannya dan merupakan salah satu unsur terpenting
dalam pengendalian internal.
4. Azas biaya-manfaat
Pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaannya. Biaya
untuk mengendalikan hal-hal tertentu mungkin melebihi keguanaanny, atau
manfaat tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan (cost-benefit analysis).
Mengenai pengendalian internal, seringkali dihadapi dilema antara menyusun
sistem pengendalian yang komprehensif sedemikian rupa dengan biaya yang
18
relatif menjadi makin mahal, atau se-optimal mungkin dengan risiko, biaya dan
waktu yang memadai.

Daftar pustaka