Kamis, 14 Februari 2013

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pendahuluan
Setiap kali anda akan membuat keputusan, sering kali terdapat rasa cemas bahkan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Memang terlihat wajar, namun jika ini terus menerus juga kurang baik buat anda. Nah, saya disini ingin share sebuah metode yang akan membantu anda untuk membebaskan anda dari pusing kepala dalam mengambil keputusan.


Ane dapet metode ini dari seorang yang terkenal, yang hidup di pulau khayalan, adalah Robin Crusoe. Mungkin agan tahu dia dari Film?

        Robin Crusoe memiliki cara yang sangat tepat untuk membuat keputusan-keputusan penting tanpa kecemasan. Ia akan memikirkan masalahnya, kemudian melukiskan dua kolom catatannya. Dalam kolom yang satu, ia membeberkan alasan-alasannya mengapa ia harus melakukan hal-hal tertentu itu. dan kolom yang lain, ia menulis alasan-alasan mengapa ia tidak boleh melakukannya. Kolom yang satu adalah UNTUK sebuah gagasan; yang lainnya MELAWAN gagasan itu. kemudian ia membeberkan alasan-alasan ini seperti suatu bala tentara dan mengadakan pemeriksaan. Sementara, ia memeriksa, keputusan yang tepat akan selalu akan muncul dalam pikirannya.

Isi

Membuat keputusan yang sulit di tengah situasi yang serba tidak pasti sangat penting bagi kepemimpinan yang sukses. Keputusan perlu diambil dengan cepat dan akurat agar tidak kehilangan momentum. Sering kali ada saat-saat kritis dimana pengambilan keputusan sangat sulit dan menegangkan. Meskipun demikian, keputusan yang berani biasanya malah lebih aman. Di artikel ini saya ingin menuliskan beberapa petunjuk praktis untuk mengambil keputusan, baik keputusan publik maupun pribadi terutama ketika situasinya kompleks dan penuh ketidakpastian. Tips ini saya disarikan dari tulisan Dave Jensen, seorang pengajar senior di  Emory Universitys School of Business.  Ada empat pertanyaan yang perlu dijawab untuk sampai pada keputusan terbaik.
Pertanyaan VISIONARY: “Apa hasil terbaik yang bisa dicapai dari keputusan ini?” Pertanyaan ini menggali perspektif yang lebih luas, implikasi strategis dan pertimbangan jangka panjang. Ketika dihadapkan pada tantangan yang sulit, gali lebih dalam dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan strategis seperti:
1. Bagaimana hubungan antara tantangan ini dengan arah organisasi?
2. Apakah problem ini penting untuk  dipecahkan?
3. Apa konsekuensi negatif dan positifnya?
4. Kapan saya harus memutuskan?
5. Apakah saya punya kecenderungan untuk status quo?

Pertanyaan RASIONAL: Pelajari bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui. Apa fakta-faktanya, dan apa yang diharapkan oleh mereka yang terkena dampaknya. Pemikiran rasional membantu kita memonitor keadaan sekitar kita dan mengenali fakta-fakta yang ada. Kita juga perlu tahu hubungan antara fakta-fakta itu, mana sebab dan mana akibat. Di dalam memutuskan bagaimana mengatasi tantangan yang kompleks, kita harus tahu konteks internal dan external dengan bertanya:
  • Apakah saya sudah mendapatkan informasi yang betul  untuk mengambil keputusan?
  • Apa rencana cadangannya  (Back up plan)?
  • Asumsi-asumsi apa yang saya buat?
  • Bagaimana saya memonitor pelaksanaan keputusan yang akan saya ambil?
  • Proses transparan apa yang perlu saya gunakan?
Pertanyaan ETIKA: berhubungan dengan nilai-nilai moral yang kita gunakan. Kita memulainya dengan bertanya, “Langkah yang mana yang benar, terutama untuk kepentingan orang banyak?” Pertanyaan ini memberikan fokus perhatian kita pada orang-orang yang kita pimpin. Ketika berhadapan dengan masalah yang penuh resiko, pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa menjadi pembimbing :
  • Bila setiap orang di organisasi ini harus melakukan persis seperti apa yang sedang saya pertimbangkan akan saya lakukan, akan seperti apa organisasi ini jadinya?
  • Tindakan apa yang terbaik bagi bagian terbesar organisasi  tanpa melanggar hak individu?
  • Tindakan apa yang paling jujur dan paling adil untuk dilakukan?
  • Apakah apa  yang akan saya putuskan sejalan dengan nilai-nilai yang saya pegang?
Pertanyaan KONSEKUENSI: Mengingatkan bahwa kita adalah makhluk yang bebas menentukan pilihan dan karenanya bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan kita. Hal ini membawa kita pada pertanyaan, “Apa konsekuensi dari pilihan-pilihan kita?” Pada akhirnya kita harus menentukan apa yang akan dilakukan dan apa yang tidak akan dilakukan. Berikut ini adalah pertanyaan yang bisa membimbing dalam menentukan pilihan: Apakah saya sudah minta pendapat orang yang sering kali berbeda pendapat dengan saya agar saya bila melihat kasus ini dari sudut pandang yang berbeda?
  • Seberapa besar risiko masing-masing alternatif yang akan saya ambil?
  • Apakah saya bisa men tes alternatif-alternatif ini pada skala kecil sebelum keputusan diambil?
  • Pilihan mana yang terbaik berdasarkan jawaban-jawaban semua pertanyaan ini?
Setiap hari kita harus mengambil keputusan. Ada keputusan yang rutin, misalnya: keputusan tentang menu makan siang, rute perjalanan ke tempat kerja, atau baju yang akan kita kenakan. Ada pula keputusan yang nonrutin, hadiah ulang tahun untuk orang terkasih, pilihan sekolah untuk anak-anak, atau keputusan membeli kendaraan untuk kegiatan sehari-hari.
Sekali waktu kita juga harus mengambil keputusan yang sulit bagai memakan buah simalakama: diambil salah, tak diambil sepertinya juga salah. Nah, jika keputusan yang seperti ini yang harus kita ambil, apa yang harus kita lakukan?
Tetap Tenang
Takut, khawatir, waswas adalah hal yang wajar ketika kita harus mengambil keputusan yang sulit. Apalagi jika kita harus menghadapi risiko yang tinggi pula.
Analisis Situasi
Analisis ini diperlukan untuk memahami betul kekuatan dan kelemahan kita saat itu, serta kekuatan dan kelemahan pihak-pihak lain yang harus kita hadapi dalam pengambilan keputusan sulit tersebut, bagaimana reaksi mereka terhadap berbagai kemungkinan alternatif keputusan yang akan diambil. Selain analisis terhadap personel, kita juga perlu menganalisis lokasi, sarana, prasarana, dan kondisi kemampuan keuangan. Pendeknya, kita perlu menganalisis segala aspek yang terkait dengan keputusan yang harus kita ambil tersebut.
Berbagai Alternatif
Setelah situasi sudah kita pahami dengan benar dan kenali dengan baik, kita bisa menyusun berbagai alternatif skenario yang bisa kita ambil. Alternatif skenario ini penting agar kita bisa mengantisipasi dampak baik ataupun buruk tiap skenario keputusan yang kita ambil. Misalnya, apakah kita akan menunda untuk memulai usaha sendiri? Jika ya, apa dampaknya? Apakah kita akan memutuskan untuk berhenti dari tempat kerja dan memulai usaha sendiri dalam enam bulan ke depan? Jika memang demikian, skenario apa yang mungkin terjadi, adakah yang perlu kita siapkan dari sekarang?
Berapa dana yang kita dapatkan, berapa dana yang kita miliki, berapa dana yang diperlukan? Apa saja yang harus dipersiapkan: jenis usaha yang akan dijalankan, lokasi usaha, fasilitas dan perizinan yang diperlukan. Adakah alternatif lain dari memulai usaha sendiri: berkolaborasi, membeli franchise, atau sekadar menanamkan modal dalam bentuk investasi saham, properti?
“Kondisi Terburuk”
Sering kali dalam mengambil sebuah keputusan sulit, kita dihadapkan pada kemungkinan terjadinya risiko terburuk. Untuk itu, kita perlu memikirkan skenario terburuk yang mungkin saja terjadi. Ini penting untuk kita lakukan. Alasan pertama adalah agar kita bisa memikirkan strategi terbaik untuk menghindari terjadinya skenario terburuk tersebut. Alasan kedua adalah untuk meminimumkan risiko yang mungkin timbul jika skenario terburuk ini yang harus diambil. Selain itu, dengan mengantisipasi adanya skenario terburuk, kita bisa mempersiapkan diri lebih matang untuk menghadapi skenario terburuk tersebut, dan mencari celah lain untuk menghindari terjadinya skenario terburuk ini.
Cari Dukungan
Dalam menghadapi keputusan yang sulit, setelah kita menganalisis kondisi dan opsi yang ada, serta mengantisipasi skenario terburuk yang mungkin harus kita ambil, kita bisa mencoba menganalisis dukungan apa yang bisa kita dapatkan atau yang bisa kita cari. Siapa saja orang-orang yang bisa kita hubungi untuk dukungan, saran, dan nasihat. Dukungan ini penting, karena dengan berbagai dukungan, beban kita terasa lebih ringan, dan kualitas keputusan yang kita ambil juga bisa lebih baik dan lebih matang.
Dengan sumbangan berbagai pikiran, dampak negatif dari keputusan sulit tersebut bisa dikelola dengan lebih baik, sehingga hasil negatifnya minimum, dan dampak positifnya bisa maksimum.
Fokus pada Solusi
Selanjutnya, kita bisa menganalisis lagi berbagai masukan yang kita terima dengan saksama. Karena keputusan tetap di tangan kita, dan kitalah yang akan mengalami dampak terbesarnya, maka kita bertanggung jawab untuk memilih alternatif yang terbaik. Dalam memilih alternatif terbaik, kita perlu fokus pada alternatif skenario yang memberikan solusi terbaik dari keadaan yang kita alami tersebut. Setelah keputusan kita ambil, persiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, dan yakinlah bahwa itulah keputusan terbaik yang bisa kita ambil saat itu.
Nah, jika Anda sedang menghadapi situasi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan sulit, mungkin Anda bisa mencoba beberapa strategi yang baru saja kita bahas.

Kesimpulan

1. Tetapkan sasaranmu (set your goals)
Langkah pertama tentu saja kamu harus mengetahui dengan jelas masalah apa yang sedang kamu hadapi. Kamu juga harus memiliki tujuan dan hasil yang ingin dicapai setelah kamu mengambil keputusan. Secara umum ada 2 jenis keputusan:
1. Keputusan ya atau tidak. Contohnya haruskah kamu membeli mobil atau haruskah kamu berganti pekerjaan.
2. Memilih dari pilihan yang ada. Contohnya mobil jenis apa yang akan kamu beli atau pekerjaan apa yang terbaik buat kamu.

Ini permulaan yang penting karena tujuan akhir akan mempengaruhi caramu dalam bertindak dan berpikir. Berikan tenggat waktu (deadline) kapan kamu harus mengambil keputusan untuk memastikan kamu tidak terlalu lama fokus di satu masalah tanpa memperdulikan masalah yang lain.
2. Cari informasi yang tepat
Informasi adalah kunci untuk mengambil keputusan yang benar. Carilah fakta dan opini yang mendukung keputusanmu. Lakukanlah observasi, interview, survey, membaca literatur, atau meminta pendapat orang lain untuk mendapatkan informasi baik yang subyektif maupun obyektif. Tapi ingat, jangan sampai mencari suatu informasi pada orang yang salah atau meminta sarat dari orang yang tidak berpengalaman misalnya meminta pendapat tentang cara mengatur keuangan dari orang yang memiliki utang yang banyak atau cara menurunkan berat badan yang tepat dari orang yang kelebihan berat badan. Hal-hal semacam itu kadang tidak diperhatikan yang membuat informasi atau saran yang kamu dapat tidak benar.
3. Mencari opsi dan kemungkinan yang ada dari berbagai sudut pandang
Dalam mengambil keputusan, kamu harus mempertimbangkan segala kemungkinan yang ada terutama apabila keputusan yang kamu ambil adalah suatu keputusan yang besar. Jelajahi setiap perspektif yang berbeda, jangan batasi dirimu oleh sesuatu yang sudah tersedia atau sesuatu yang sudah ada di pikiranmu. Berpikir out-of-the-box awalnya pasti tampak tidak relevan atau tidak sesuai dengan situasi yang ada, namun justru solusi sering muncul dari ide-ide semacam itu. Tapi, tentu saja berbagai kemungkinan itu harus didukung oleh fakta dan riset yang benar.
4. Menganalisis tiap kelebihan dan kekurangan opsi yang akan kamu ambil
Gunakan logika dan akal sehatmu untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan atau keuntungan dan kelemahan dari setiap opsi yang ada. Apa keputusan ini masuk akal? Jika ya, mengapa, jika tidak, mengapa tidak? Apa resiko dari keputusan ini? Apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir resiko yang ada? Tanyalah pertanyaan-pertanyaan itu pada dirimu sendiri.
5. Jangan mencoba untuk sempurna
Banyak orang menunda-nunda keputusan karena takut salah. Pertama-tama kamu harus tahu bahwa, manusia tidak ada yang sempurna, bahkan seorang pemimpin yang berpengalaman kadang membuat kesalahan. Kedua, meskipun kamu membuat kesalahan, kamu bisa belajar banyak dari kesalahanmu dan itu adalah pengalaman yang sangat berharga
6. Lakukan, meskipun keputusanmu sulit
Seringkali, kamu harus menghadapi situasi sulit untuk mengambil suatu keputusan. Jika kamu menghadapi situasi semacam itu, jangan terus menghindar karena kamu hanya menambah masalah. Keputusan seperti apakah kamu harus mengakhiri sebuah hubungan atau apakah kamu harus berganti pekerjaan, memang bukan keputusan yang mudah namun kamu tetap harus membuat suatu keputusan tegas agar kamu tidak berlama-lama berkonsentrasi di satu situasi dan mengabaikan masalah lain yang menunggu keputusanmu juga.

Setelah kamu membuat sebuah keputusan, bukan berarti pekerjaanmu selesai disitu saja. Kamu harus memonitor dan mengevaluasi dampak dan efek nyata dari keputusan yang sudah kamu buat. Apabila ternyata hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasimu, kamu bisa memutar jalan dan mengamkabil jalan yang lain. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.




Daftar pustaka



Tidak ada komentar:

Posting Komentar